Sunday, July 20, 2014

suatu pagi di masa sekolah.

Posted by Unknown at 11:35 AM

yang aku rindu,
panggilan adzan subuh,
membelai telinga, membisikkan sapaan
untuk keluar dari alam mimpi
pertanda satu lagi pagi telah dimulai.

yang aku rindu,
tetes air dingin yang mengguyur tubuh,
menyegarkan, membuka mata untuk bersiap menjalani hari

yang aku rindu,
menjejakkan kaki keluar halaman rumah,
disambut senyum dingin bulan yang masih menggantung di langit,
secercah semburat fajar mengintip di ujung langit,
sebuah motor yang siap mengantar menembus pagi yang menggoda

yang aku rindu,
menembus kabut pagi, dingin yang menembus tulang,
penyesalan lupa membawa jaket untuk kesekian kalinya,
gigi yang bergemeletuk,
kepala yang mengangguk menahan kantuk,
motor yang meliuk di jalan raya,
kilatan lampu-lampu berkelibat di sela-sela pelupuk mata yang hampir menutup

yang aku rindu,
hiruk pikuk pagi di stasiun,
duduk sendiri di ujung peron,
manatap keramaian,
mengamati yang  berseragam,
menghirup aroma berbagai harum parfum yang melebur menjadi satu
menatap kerikil tajam berserakan di rel yang bergetar tiap kereta mendekat

yang aku rindu,
suara sirine palang kereta api di kejauhan
disusul klakson kereta yang mendekat memasuki peron
suara malas petugas kereta yang memberitakan kedatangan kereta
"Yak, Jalur dua dari arah utara, KRL ekonomi tujuan Bogor, penumpang yang hendak naik harap bersiap-siap jangan sampai ada barang yang tertinggal di peron stasiun"
senyum  terulas di bibir,
menatap puas gerbong-gerbong kereta yang kosong
tersenyum mengejek ke arah jalur seberang yang selalu dihampiri kereta yang penuh hingga ke atapnya oleh tumpukan manusia
melompat sedikit sela antara peron dengan kereta,
dengan rasa mencelos yang sama pada jantung tiap kali melompat masuk ke dalam kereta

yang aku rindu,
jendela yang kosong terbuka, pintu yang berupa lubang menganga membuka.
desingan suara kereta, menghalau keheningan pagi

yang aku rindu,
hembusan angin.
angin yang tiap pagi meniup kencang helaian rambut, terkadang meniup rok seragam kotak-kotak SMA tersayang..
angin yang seringkali meniupkan tiket kereta yang kupegang erat, hingga terbang entah kemana
angin yang membuatku sibuk menahan rambut dan rok, sehingga melupakan pergerakan kereta yang membuatku terhuyung
angin yang dingin,
namun menghangatkan hati.
angin yang selalu menyapa lembut, menemani perjalanan ku menembus pagi yang kini telah berwarna semburat pucat terang

yang aku rindu,
pemandangan di luar kereta,
yang semakin berpusing cepat seiiring kereta yang bertambah cepat
pusaran warna, sapuan aroma pagi, hentakkan kereta
makian halus manusia setiap kereta mengerem
suara toa tiap stasiun yang disinggahi
manusia yang masuk dan keluar silih berganti
pelajar berseragam
ibu-ibu membawa sayur mayur
pengamen buta dengan anak-anaknya
bapak bapak berbau asam campuran bau rokok dan sekilas alkohol
dan, teman-teman satu sekolah tersayang.

yang aku rindu,
campuran perasaan yang teraduk,
malas harus kembali menghadapi sekolah dan seabrek pelajaran
bosan dengan rutinitas sebagai pelajar, bosan dengan rutinitas sebagai remaja
lelah belajar, lelah mendengarkan penjelasan guru, lelah dengan makanan kantin.
(kenapa makanan kantin semua rasanya hambar?Mahal pula.)
pergumulan batin. tipikal anak SMA.

yang aku rindu,
pemikiran yang selalu datang di ujung perasaan muak,
"haruskah hari ini kabur saja?pergi mengikuti kemana arah kereta, tak usah turun. Toh, masih banyak hari sekolah yang menunggu"
tapi, tentu saja.
tidak pernah punya cukup keberanian untuk benar-benar melakukannya.
semua akan berjalan, persis seperti setiap harinya.
turun di stasiun Bogor
menyerahkan tiket pada petugas (atau menyelip diantara keramaian orang ketika tiket hilang entah kemana)
berjalan kaki menuju sekolah (atau naik angkot jika malas berjalan)
lalu. tentu saja.
ya,
sekolah.

oh ya, hampir lupa
tentu aku juga rindu,
para penjual bunga di dekat stasiun itu
dengan aroma harum mawar segar setiap paginya
campuran buket-buket bunga dengan warna terang dan warna pastel
karangan bunga. tangkai-tangkai bunga. timbunan kelopak bunga.
manis.
menyatu dengan dinginnya pagi, semburat sinar matahari.
aromanya berduet dengan aroma embun pagi.
warnanya kontras dengan ruko kelabu tempat mereka dijual
cantik.

pada ujung perjalanan aku selalu sadar,
yang paling ku suka dari sekolah : perjalanan menuju sekolah

yah,
yang aku rindu,
suatu pagi di masa sekolah.

0 comments:

Post a Comment

 

YOU ONLY LIVE ONCE Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos